Pages

Rabu, 15 Juli 2009

Persalinan Operatif Pervaginam Pada Presentasi sungsang

Persalinan pada presentasi sungsang :

  1. Persalinan pervaginam:
    1. Persalinan sungsang spontan pervaginam (cara Bracht)
    2. Persalinan pervaginam dengan ekstraksi bokong parsialis
    3. Persalinan pervaginam dengan ekstraksi bokong / kaki totalis
  2. Persalinan perabdominal : Sectio Caesar

Indikasi sectio caesar pada presentasi sungsang:

  1. Janin besar
  2. Janin “viable” dengan gawat janin
  3. Nilai anak sangat tinggi
  4. Keadaan umum ibu buruk
  5. Panggul sempit atau kelainan bentuk panggul
  6. Hiperekstensi kepala
  7. Bila sudah terdapat indikasi pengakhiran kehamilan dan pasien masih belum inpartu (beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri kehamilan dengan oksitosin drip)
  8. Disfungsi uterus (beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri persalinan dengan oksitosin drip)
  9. Presentasi bokong tidak sempurna atau presentasi kaki
  10. Janin sehat preterm pada pasien inpartu dan atau terdapat indikasi untuk mengakhiri kehamilan atau persalinan.
  11. Gangguan pertumbuhan intrauterine berat
  12. Riwayat obstetri buruk
  13. Operator tidak berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan sungsang spontan pervaginam
  14. Pasien menghendaki untuk dilakukan sterilisasi setelah persalinan ini.

TEHNIK PERTOLONGAN PERSALINAN SUNGSANG

MEKANISME PERSALINAN SUNGSANG SPONTAN PER VAGINAM ( spontan Bracht )

Terdapat perbedaan dasar antara persalinan pada presentasi sungsang dengan persalinan pada presentasi belakang kepala.

Pada presentasi belakang kepala, bila kepala sudah lahir maka sisa tubuh janin akan mengalami proses persalinan selanjutnya tanpa kesulitan.

Pada presentasi sungsang, lahirnya bokong dan bagian tubuh janin tidak selalu dapat diikuti dengan persalinan kepala secara spontan. Dengan demikian maka persalinan sungsang pervaginam memerlukan keterampilan khusus dari penolong persalinan.

Engagemen dan desensus bokong terjadi melalui masuknya diameter bitrochanteric bokong melalui diameter oblique panggul.

Panggul anterior anak umumnya mengalami desensus lebih cepat dibandingkan panggul posterior.

Pada saat bertemu dengan tahanan jalan lahir terjadi putar paksi dalam sejauh 450 dan diikuti dengan pemutaran panggul anterior kearah arcus pubis sehingga diameter bi-trochanteric menempati diameter antero-posterior pintu bawah panggul.

Setelah putar paksi dalam, desensus bokong terus berlanjut sampai perineum teregang lebih lanjut oleh bokong dan panggul anterior terlihat pada vulva.

Melalui gerakan laterofleksi tubuh janin, panggul posterior lahir melalui perineum.

Tubuh anak menjadi lurus (laterofleksi berakhir) sehingga panggul anterior lahir dibawah arcus pubis. Tungkai dan kaki dapat lahir secara spontan atau atas bantuan penolong persalinan.

Setelah bokong lahir, terjadi putar paksi luar bokong sehingga punggung berputar keanterior dan keadaan ini menunjukkan bahwa saat itu diameter bisacromial bahu sedang melewati diameter oblique pintu atas panggul.

Bahu selanjutnya mengalami desensus dan mengalami putar paksi dalam sehingga diameter bis-acromial berada pada diameter antero-posterior jalan lahir.

Segera setelah bahu, kepala anak yang umumnya dalam keadaan fleksi maksimum masuk panggul melalui diameter oblique dan kemudian dengan cara yang sama mengalami putar paksi dalam sehingga bagian tengkuk janin berada dibawah simfisis pubis. Selanjutnya kepala anak lahir melalui gerakan fleksi.

Engagemen bokong dapat terjadi pada diameter tranversal panggul dengan sacrum di anterior atau posterior. Mekanisme persalinan pada posisi tranversal ini sama dengan yang sudah diuraikan diatas, perbedaan terletak pada jauhnya putar paksi dalam (dalam keadaan ini putar paksi dalam berlangsung sejauh 900).

Kadang-kadang putar paksi dalam terjadi sedemikian rupa sehingga punggung anak berada dibagian posterior dan pemutaran semacam ini sedapat mungkin dicegah oleh karena persalinan kepala dengan dagu didepan akan lebih sulit dibandingkan bila dagu di belakang selain itu dengan arah pemutaran seperti itu kemungkinan terjadinya hiperekstensi kepala anak sangat besar.

PENATALAKSANAAN PERSALINAN PADA PRESENTASI SUNGSANG

Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih besar dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala.

  1. Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat, tepat dan cermat mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin serta keadaan umum ibu.
  2. Dilakukan pengamatan secara cermat pada DJJ dan kualitas kontraksi uterus ( his ).
  3. Persiapan penolong persalinan – asisten penolong persalinan - dokter anak dan ahli anaesthesi.

PERSALINAN SPONTAN PERVAGINAM (spontan Bracht)

terdiri dari 3 tahapan :

  1. Fase lambat pertama:
    • Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula).
    • Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.
  2. Fase cepat:
    • Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.
    • Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi pembuluh darah talipusat antara kepala dengan tulang panggul.
    • Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali kontraksi uterus ( sekitar 8 menit).
  3. Fase lambat kedua:
    • Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
    • Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.

Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam

  1. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang sekitar 5 cm.
  2. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan harapan bahwa dengan 1–2 kali kontraksi uterus berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
  3. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin (gambar 1)
  4. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu (gerak hiperlordosis)sampai kedua kaki anak lahir .
  5. Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin (gambar 2)
  6. Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan (mendekatkan bokong anak pada perut ibu) sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
  7. Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
  8. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
  9. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.

clip_image002

Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht

clip_image004

Gambar 2 : Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht

Prognosis

  • Prognosis lebih beresiko dibandingkan persalinan pada presentasi belakang kepala.
  • Prognosa lebih buruk oleh karena:
    1. Taksiran besar besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa “after coming head”.
    2. Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.

Sebab kematian anak:

  1. Talipusat terjepit saat fase cepat.
  2. Perdarahan intrakranial akibat dekompresi mendadak waktu melahirkan kepala anak pada fase lambat kedua.
  3. Trauma collumna vertebralis.
  4. Prolapsus talipusat.

PERSALINAN PERVAGINAM DENGAN EKSTRAKSI PARSIALIS ( MANUAL AID )

Terdiri dari 3 tahapan :

  1. Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
  2. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
  3. Persalinan kepala dibantu oleh penolong.

clip_image006

PERSALINAN BAHU DAN LENGAN

Gambar 3 : Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan persalinan sungsang pervaginam

  1. Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha.
  2. Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
  3. Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara berikut:
    1. Lovset.
    2. Klasik.
    3. Müller.

Persalinan bahu dengan cara LOVSET

Prinsip :

Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).

Hal tersebut dapat terjadi oleh karena :

  1. Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
  2. Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang

Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior.

clip_image008

Gambar 4 Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik. Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan

clip_image010

Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan

clip_image012

Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu belakang kembali menjadi bahu depandibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan

Keuntungan persalinan bahu dengan cara Lovset :

  1. Tehnik sederhana.
  2. Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
  3. Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.

Persalinan bahu dengan cara KLASIK

  • Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER.
  • Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis.
  • Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.

Prinsip :

Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis.

clip_image014

Gambar 7. Melahirkan bahu dan lengan belakang

clip_image016

Gambar 8 Melahirkan bahu dan lengan depan

  1. Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
  2. Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengah dan telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin , lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
  3. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.

Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama.

  1. Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
    • Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari lain didepan dada.
    • Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada no 2

Keuntungan : Umumnya selalu dapat dikerjakan pada persalinan bahu

Kerugian : Masuknya tangan kedalam jalan lahir menambah resiko infeksi persalinan.

Persalinan bahu dengan cara MüELLER

  • Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum )
  • Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul

clip_image018

Gambar 9 Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi

clip_image020

Gambar 10 Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas)

Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:

  1. Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
  2. Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah.
  3. Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada gambar 10)

Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah oleh karena tangan penolong tidak masuk terlalu jauh kedalam jalan lahir sehingga tidak memperbesar resiko infeksi persalinan.

Melahirkan LENGAN MENUNJUK.

Nuchal Arm

Yang dimaksud dengan ‘Nuchal Arm’ adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.

Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum posisi lengan yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada

clip_image022

Gambar 11. Lengan kiri menunjuk ( nuchal arm )

Bila lengan yang menunjuk adalah lengan posterior : (dekat dengan sakrum)

  1. Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
  2. Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).

Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK



clip_image023

Gambar 12 Lengan kiri menunjuk kekanan



clip_image025

Gambar 13 Tubuh anak diputar searah dengan menunjuknya lengan (kekanan)



clip_image027

Gambar 14 Menurunkan lengan anak

Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior : (dekat dengan simfisis)

Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaannya terletak pada cara memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung janin.

Melahirkan LENGAN MENJUNGKIT

Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan sungsang pervaginam, posisi lengan anak lurus disamping kepala.

Keadaan ini menyulitkan berlangsungnya persalinan spontan pervaginam.

Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET atau dengan melahirkan lengan yang menjungkit melalui bagian depan (dada) anak.

clip_image029

Gambar 15 Melahirkan lengan menjungkit

Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan pertolongan persalinan sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan lanjut untuk memastikan bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan oleh lengan yang menjungkit.

PERSALINAN KEPALA

~ After Coming Head

Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat dilakukan dengan berbagai cara :

  1. Cara MOURICEAU
  2. Cara PRAGUE TERBALIK

Cara MOURICEAU ( Viet – Smellie)

clip_image031

clip_image033

Gambar 16. Tehnik Mouriceau

Tehnik pertolongan persalinan ‘after coming head’ :

  1. Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina.
  2. Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
  3. Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
  4. Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.

Note : Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.

Cara PRAGUE TERBALIK

  • Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap simfisis.
  • Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
  • Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.
  • Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.

clip_image035

Gambar 17. Persalinan kepala ‘after coming head’ dengan ubun-ubun kecil dibelakang

EKSTRAKSI TOTAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM

Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan anak dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.

Jenis ekstraksi total :

  1. Ekstraksi bokong
  2. Ekstraksi kaki

EKSTRAKSI BOKONG

Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah berada didasar panggul.

Tehnik :

  1. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan 19)
  2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20)
  3. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.

clip_image037

Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan

clip_image039

Gambar 19 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar

clip_image041

Gambar 20 Traksi dengan kedua jari untuk melahirkan bokong

EKSTRAKSI KAKI

  1. Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka labia.
  2. Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)

clip_image043

Gambar 21 Tangan dalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong sampai fosa poplitea

clip_image045

Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri dalam usaha mencari kaki janin

3. Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas (gambar 22)

4. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari II dan II , kemudian dituntun keluar vagina ( gambar 23 )



clip_image047clip_image049clip_image051

Gambar 23 Rangkaian langkah dan manever untuk mencari dan menurunkan kaki ( Manuver Pinard )

  1. Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
  2. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir ( gambar 24)
  3. Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar 25)

clip_image053

Gambar 24. Melahirkan trochanter depan

clip_image055

Gambar 25. Melahirkan trochanter belakang

  1. Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti yang sudah dijelaskan.

clip_image057

Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan pada pergelangan kaki anak. Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk mengatasi licinnya tubuh anak

Traksi curam bawah untuk melahirkan lengan sampai skapula depan terlihat

clip_image059

Gambar 27 Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi sebelum skapula terlihat

clip_image061

Gambar 28 Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan

clip_image063

Gambar 29 Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.

clip_image065

Gambar 30 Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah bahu belakang dilahirkan.

Lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama dengan melahirkan lengan belakang


KOMPLIKASI PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM

  1. Komplikasi ibu
    1. Perdarahan
    2. Trauma jalan lahir
    3. Infeksi
  1. Komplikasi anak
    1. Sufokasi / aspirasi :

Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.

Asfiksia :

Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat

Trauma intrakranial: Terjadi sebagai akibat :
      • Panggul sempit
      • Dilatasi servik belum maksimal (‘after coming head’)
      • Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
Fraktura / dislokasi:

Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif

  • Fraktura tulang kepala
  • Fraktura humerus
  • Fraktura klavikula
  • Fraktura femur
  • Dislokasi bahu

Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan pada leher saat membebaskan lengan.



Sumber Bacaan :

  1. American College of Obstetricians and Gynecologists: ACOG committee opinion. Mode of term singleton breech delivery. Number 265, December 2001.
  2. Alarab M, Regan C,O’Connel MP et al: Singleton vaginal breech delivery at term: still a safe option. Obstet Gynecol 103:407, 2004
  3. Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in “William Obstetrics” 22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005
  4. Deering S, Brown J, Hodor J, Satin AJ. Simulation training and resident performance of singleton vaginal breech delivery. Obstet Gynecol. Jan 2006;107(1):86-9.
  5. Hofmeyr GJ, Hannah ME. Planned cesarean section for term breech delivery. Cochrane Database Syst Rev. 2005.
  6. Jones DL : Abnormal Fetal Presentation in Fundamentals of Obstetric & Gynaecology 7th ed Mosby, London1997.
  7. Martohoesodo S, Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997
  8. Myersough,PR: MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th ed, London, Bailliere Tindal,1977
  9. Weiniger CF, Ginosar Y, Elchalal U, Sharon E, Nokrian M, Ezra Y. External cephalic version for breech presentation with or without spinal analgesia in nulliparous women at term: a randomized controlled trial. Obstet Gynecol. Dec 2007;110(6):1343-50.

editor : dr. Bambang Widjanarko, SpOG

0 komentar:

Posting Komentar