Pages

Senin, 15 Juni 2009

Perdarahan Pasca Persalinan

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

clip_image001

dr.Bambang Widjanarko, SpOG


PENDAHULUAN

Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang > 500 ml setelah persalinan.

Perdarahan dapat terjadi sebelum , selama dan atau setelah plasenta lahir

Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama pasca persalinan disebut sebagai perdarahan pasca persalinan dini dan yang terjadi antara setelah 24 jam sampai 6 minggu pasca persalinan disebut sebagai perdarahan pasca persalinan lambat.

Angka kejadian 5 – 8 % dari seluruh persalinan

Morbiditas perdarahan pasca persalinan :

  • Morbiditas akibat tindakan tranfusi
  • Infeksi akibat tindakan obstetrik
  • Akibat hipotensi yang berkepanjangan : nekrosis total atau parsial dari hipofise anterior dan menyebabkan sindroma Sheehans (kegagalan laktasi, amenoreas, payudara mengecil, hilangnya rambut pubis dan aksila, hipotiroidisme dan insufisiensi adrenal)
  • Akibat tindakan histerektomi untuk mengendalikan perdarahan

ETIOLOGI

  • Atonia uteri
  • Laserasi jalan lahir termasuk ruptura uteri
  • Sisa plasenta
  • Gangguan koagulasi

FAKTOR RESIKO

  1. Gangguan faal hemostasis
  2. Riwayat perdarahan dan tranfusi pada persalinan yang lalu
  3. Anemia gravidarum
  4. Grandemultipara
  5. Janin besar
  6. Hidramnion
  7. Kehamilan kembar
  8. Oksitosin drip
  9. Partus lama
  10. PreEklampsia dan Eklampsia

PENATALAKSANAAN

PERSIAPAN

  1. Persiapan sebelum persalinan
    • Persiapan untuk tranfusi
    • Pasien dengan faktor resiko tinggi HPP : pasang infuse untuk persiapan
    • Pasien hamil atau inpartu dengan anemia berat harus mendapatkan tranfusi
  1. Dalam proses persalinan
    • Melahirkan plasenta dan selaput ketuban dengan benar, jangan sampai tersisa selaput ketuban atau bagian dari plasenta
    • Penatalaksanaan aktif kala III
    • Perbaikan luka jalan lahir dengan baik

EVALUASI PERDARAHAN YANG TERUS TERJADI

Bila perdarahan terus terjadi setelah plasenta lahir dan diperkirakan terjadi atonia uteri maka terapi agresif harus segera dilakukan berupa :

  • Masase fundus uteri
  • Pasang infus
  • Persiapan tranfusi
  • Kompresi uterus bimanual
  • Singkirkan kemungkinan gangguan faal pembekuan darah

TINDAKAN UNTUK MENGHENTIKAN PERDARAHAN

  1. Kompresi bimanual dan masase uterus
  2. Kuretase
  3. Tampon uterus
  4. Uterotonik
  5. Tranfusi
  6. Tindakan operatif ( di rumah sakit rujukan )
      • Ligasi arteri uterina
      • Ligasi arteri iliaca interna
      • Embolisasi pelvik
      • Jahitan dengan metode B-lynch
      • Histerektomi

clip_image003

Gambar 1 Lokasi ligasi arteri hipogastrika

clip_image005

Gambar 2

Suture B Lynch


PERDARAHAN PASCA PERSALINAN LAMBAT

  • Hampir selalu disebabkan oleh subinvolusi uteri atau sisa plasenta
  • Berikan antibiotika spektrum luas
  • Berikan uterotonika
  • Kuretase bila dengan pemeriksaan ultrasonografi terbukti masih ada sisa plasenta didalam cavum uteri

PLASENTA AKRETA

Lapisan desidua secara normal akan memisahkan villi plasenta dengan miometrium.

Plasenta akreta adalah bila plasenta langsung menempel pada miometrium


Klasifikasi :

  1. Plasenta akreta : vili melekat pada permukaan miometrium
  2. Plasenta inkreta : vili melakukan invasi kedalam miometrium
  3. Plasenta perkreta : vili menembus miometrium sampai serosa

Terapi :

  • Perbaiki keadaan umum
  • Terapi konservatif pada plasenta akreta sering berhasil
  • Terapi konservatif pada plasenta perkreta jarang berhasil, tetapi terapi konservatif ini tetap harus dicoba terlebih dulu

INVERSIO UTERI

Prolapsus fundus uteri melalui ostium servik sehingga cavum uteri menjadi terbalik.

Hampir selalu terjadi setelah persalinan dan terjadi saat usaha melahirkan plasenta dilakukan secara tidak hati-hati (traksi talipusat dilakukan saat tidak terdapat kontraksi uterus)

Terapi :

Keberhasilan terapi tergantung pada kecepatan diagnosa

Reposisi manual :

Pada gambar 3 terlihat proses reposisi manual uterus

Terapi harus dilakukan sedini mungkin dan dibutuhkan asisten

Bila plasenta masih belum lepas, jangan lepaskan plasenta !!!

Tindakan awal adalah reposisi fundus uteri, bila plasenta masih melekat secara perlahan didorong keatas sepanjang sumbu uterus.

clip_image007

Gambar 3. Reposisi uterus


Reposisi melalui pembedahan : jarang dilakukan

Rujukan

  1. Cunningham FG et al : Obstetrical Hemorhage, Williams Obstetrics 22nd ed McGraw Hill, 2005
  2. DeCherney AH. Nathan L : Post partum hemorrhage and The abnormal Puerperium in Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies, 2003
  3. Zeeman GG, Cunningham FG : Blood volume expansion in women with antepartum eclampsia; J Soc Gynecol Investig 9:1102A, 2002
  4. Roman As , Rebarer A: seven ways to control postpartum hemorrhage. Contemp ObGyn , p 34 March 2003
  5. Ornan D et al: Pelvic embolization for intractable postpartum hemorrhage: Long term follow-up and implication for fertility. Obstet Gynecol 102,904,2003
  6. B Lynch CB et al: The B Lynch surgical technique for control massive postpartum hemorrhage : An alternatif to hysterectomy ? Five case reported Br J Obstet Gynaecol 104,: 372, 1997

editor : dr.Bambang Widjanarko, SpOG

0 komentar:

Posting Komentar